Minggu, 03 Maret 2013

Filled Under: ,

Fakta Seputar Merokok


Tidak ada yang membantah jika rokok adalah sumber malapetaka bagi kesehatan. Keburukan rokok mengena ke pelakunya sekaligus perokok pasif. Ratusan bahan kimia tersebar begitu puntung rokok dibakar. Lantas, asap rokok pun siap meracuni.

Penyakit berat seperti kanker, jantung, paru-paru, dan penyakit lainnya adalah ekses dari rokok. “Hebatnya”, racun rokok bisa menginfeksi ke hampir tiap organ dan jaringan dalam tubuh. Racun tidak hanya mengincar organ yang ada di sekitar dada saja. Bagian otak, liver, bahkan sampai organ kemaluan tidak lepas dari jeratan racun. Hanya orang tolol saja yang masih mengatakan “sehat bersama rokok”. Di Inggris Raya, rokok menjadi pembunuh dini sekitar 110 ribu orang tiap tahunnya.



Terhadap bahaya merokok ini, ada beberpa fakta yang sebaiknya dijadikan perhatian. Dikutip dari BBC, inilah fakta tersebut.
  • Nikotin, salah satu racun rokok, punya efek buruk untuk beberapa bagian fisik. Namun, nikotin tidak terlalu berpengaruh pada peningkatn tekanan darah maupun masalah jantung dan arteri. Hanya saja, ratusan racun rokok lain yang berpadu dengan nikotin menyebabkan banyak kerusakan di tubuh. Lahirlah kemudian banyak persoalan kesehatan akibat rokok.
  • Kecanduan rokok biasanya terjadi sejak menjadi perokok muda dengan jangka waktu satu tahun sejak pertama kali menghisapnya. Usia 12-13 tahun menjadi umur termuda yang biasanya menjadi pecandu rokok. Awalnya mereka menghisap kurang dari satu pak rokok.
  • Merokok menimbulkan perubahan permanen pada reseptor otak. Itulah sebabnya saat kecanduan rokok, orang sangat sulit berlepas diri darinya.
  • Menghisap sebatang rokok mampu mengubah niat perokok yang hendak meninggalkan rokok. Ada 80 persen mantan perokok yang kembali merokok gara-gara bernostalgia dengan sepuntung rokok. Padahal, mereka telah meninggalkannya selama satu bulan.
  • Walau rokok jenis mild lebih rendah kadar nikotinnya, tetap akan memaksa perokok untuk mencukupi tubuhnya dengan rokok bernikotin lebih tinggi. Efeknya seperti narkoba yang pelakunya ingin selalu menambah dosis begitu kecanduan.
  • Merokok dapat menyebabkan pengembangan tumor paru perifer pada tepi paru-paru dan mengerucutkan garis vertikal sekitar bibir.
  • Yang sadar untuk berhenti dan mencari pertolongan medis hanya ada lima persen perokok. Itu pun yang benar-benar berhasil berhenti merokok dalam jangka panjang sekitar 30 persennya dengan dukungan kontinyu dari penasihat dan pemakaian obat penghilang ketergantungan nikotin.