Fakta Luar Biasa - Bila berbicara tentang jin, pastinya yang kita pahami adalah
menakutkan.
Bila pemahaman seperti itu terus tumbuh-kembang, maka yang
terjadi ketakutan terhadap jin lebih besar bahkan ketakutan kepada Allah
jadi nomor sekian. Sebenarnya, apa jin itu?
Jin berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘tersembunyi’ atau
‘disembunyikan’. Jin juga adalah istilah bahasa Inggris untuk Jinni
dalam bahasa Arab atau Jin adalah makhluk ruhani.
Dalam cerita rakyat
Arab dan dalam ajaran agama Islam Jin atau Jinni adalah makhluk
supranatural, mereka bertempat tinggal di dunia yang paralel dengan umat
manusia. Baik jin, manusia dan malaikat ketiganya merupakan makhluk
ciptaan Allah.
Menurut Al-Qur’an, mereka diciptakan dari bahan dasar yang berbeda,
jin dari “api yang sangat panas” dan manusia dari tanah liat kering yang
berasal dari lumpur hitam, sedangkan malaikat berasal dari cahaya.
Seperti manusia, jin juga bisa baik juga bisa jahat, atau suka menolong.
Jin sering disebut dalam Al Qur’an, dan surah ke-72 dalam Al-Qur’an
berjudul Surah Al – Jin.
Bagaimana dengan jin di zaman sebelum Islam? Di antara Arkeolog yang
berurusan dengan budaya kuno Timur Tengah, mereka sering menyebut setiap
ruh yang lebih rendah daripada malaikat sebagai jin, terutama saat
menjelaskan patung batu atau bentuk seni lainnya.
Prasasti yang ditemukan
di Barat Laut Saudi tampaknya menunjukkan bukti adanya penyembahan
terhadap jin, atau setidaknya keadaan ketergantungan manusia kepada jin.
Sebagai contoh, sebuah prasasti di Bet Fasi’el dekat Palmyra
menjelaskan bahwa manusia mempersembahkan sesaji kepada “Jinnaye”, para
“dewa baik yang memberikan keberuntungan.
Jenis-jenis jin termasuk setan
kuburan, Marid para raksasa, Ifrit, dan jin. Menurut keterangan dalam
Arabian Nights, tampaknya Ifrits merupakan jin terkuat, diikuti
kemudian oleh Marid dan seterusnya jin-jin jenis lainnya.
Sedangkan dalam Islam, jin dikatakan sebagai makhluk dengan kehendak
bebas, diciptakan Allah dari api tanpa asap, sedangkan manusia
diciptakan dari tanah liat. Menurut al-Qur’an, jin memiliki kehendak
bebas, dan Iblis (setan) menyalahgunakan kebebasannya di hadapan Allah
dengan menolak perintah untuk sujud kepada Adam ketika Allah
memerintahkan kepada malaikat dan jin untuk melakukannya. Karena
menolak perintah Allah, iblis diusir dari surga dan kemudian disebut
dengan “Setan”.
Jin berkali-kali disebutkan dalam Al Qur’an: Surat ke-72 diberi nama
Surat Al – Jinn (Jin) menceritakan ihwal mereka. Di surat Al-Nas
(Manusia) jin di sebutkan di ayat terakhir.
Al-Quran juga menyebutkan
bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus sebagai seorang nabi dan rasul, baik kepada “manusia maupun kepada jin”.
Mirip dengan manusia, jin memiliki kehendak bebas yang memungkinkan
mereka untuk melakukan sesuai pilihannya (seperti mengikuti agama
apapun). Mereka biasanya tidak terlihat oleh manusia, dan manusia tidak
tampak jelas oleh mereka.
Jin memiliki kekuatan untuk menempuh jarak yang sangat jauh dengan
kecepatan ekstrim dan diperkirakan tinggal dalam komunitas mereka
sendiri di daerah terpencil, seperti di pegunungan, laut, pohon, dan
udara.
Seperti manusia, jin juga akan mempertanggung jawabkan
perbuatannya pada hari kiamat dan akan dikirim ke surga atau neraka
sesuai perbuatan mereka.
Sumber : islampos.com
0 komentar:
Posting Komentar