Fakta Luar Biasa - Respons negatif tukang ojek pangkalan terhadap ojek online ternyata berdampak ke penumpang. Pengemudi GrabBike kerap menghindari bertemu ojek reguler saat menjemput pemesan.
Pengalaman ini dialami Azizah saat menggunakan layanan transportasi ojek GrabBike. Saat itu dia memanggil GrabBike dari Stasiun Manggarai.
Tapi dia justru diminta jalan ke kolong Manggarai yang berjarak sekitar 200 meter.
"Saya diminta jalan ke arah kolong Manggarai. Pas sudah naik ojek, barulah si abang buka pembicaraan," ungkap Azizah kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.
Penasaran, Azizah pun bertanya karena merasa ada yang janggal. "Kenapa bang? Suka dimarahin ya sama tukang ojek di pangkalan stasiun?" tanya Azizah.
"Maaf ya neng jadi harus jalan dulu. Saya cuma gaenak aja jemput di sana. Cuma ngejaga aja kita mah malas ribut.
Namanya sama-sama cari duit saling ngehargain aja," kata pengemudi tersebut.
Sebelumnya, pengendara GrabBike, kata Azizah mengatakan, sempat terjadi keributan dan pemukulan kepada pengemudi jasa transporasi mobile lain. Pengemudi tersebut menawarkan jasanya di depan pangkalan ojek setelah menurunkan penumpang.
"Nggak hanya nerima orderan dari aplikasi ojek. Ia juga menawarkan orang di jalan. Sehingga ojek lain mengamuk," kata dia menirukan ucapan pengemudi.
Karena kejadian itu, tukang ojek GrabBike kini lebih berhati-hati menghentikan kendaraannya jauh dari lokasi pangkalan ojek. Ia memilih bermain kucing-kucingan dengan bersembunyi di tempat yang aman.
Dengan kejadian itu, dia mengaku menjadi lebih paham dengan persaingan di lapangan. Meski berhak dilayani, bagi Azizah penumpang juga harus paham situasi yang bisa memicu keributan.
"Setidaknya sebagai pengguna aplikasi-aplikasi tersebut dan semacamnya harus lebih mawas diri. Hitung-hitung jaga suasana tetap kondusif," tandasnya.
Sumber : Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar