Fakta Luarbiasa
Segala sesuatu yang dilakukan berlebihan berdampak tidak baik bagi kesehatan, bahkan bisa menyebabkan ajal menjemput, termasuk tertawa.
Pada abad ketiga Sebelum Masehi, kegembiraan yang berakibat fatal pernah terjadi pada Chrysippus, seorang filsuf Yunani yang harus meregang nyawa setelah tertawa terpingkal-pingkal. Ia tertawa saat melihat keledainya yang mabuk setelah diberi minum wine. Namun akibatnya fatal, akibat tertawa berlebihan itu sang filsuf meninggal."Perasaan yang ektrem, entah itu kesedihan atau kebahagiaan, dapat mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab untuk respons lari atau melawan ancaman di alam liar," jelas Dr Martin Samuels, profesor neurologi di Harvard Medical School, seperti dilansir MSNBC.
Pada abad ketiga Sebelum Masehi, kegembiraan yang berakibat fatal pernah terjadi pada Chrysippus, seorang filsuf Yunani yang harus meregang nyawa setelah tertawa terpingkal-pingkal. Ia tertawa saat melihat keledainya yang mabuk setelah diberi minum wine. Namun akibatnya fatal, akibat tertawa berlebihan itu sang filsuf meninggal."Perasaan yang ektrem, entah itu kesedihan atau kebahagiaan, dapat mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab untuk respons lari atau melawan ancaman di alam liar," jelas Dr Martin Samuels, profesor neurologi di Harvard Medical School, seperti dilansir MSNBC.
Saat bergembira, otak akan melepaskan bahan kimia alami yaitu adrenalin, yang pada hewan besar dapat menjadi racun bagi berbagai organ, khususnya jantung.
Kondisi emosi yang sangat kuat, entah emosi yang negatif ataupun positif, akibatnya bisa membahayakan jantung. Pada kasus yang langka dapat menyebabkan irama jantung menjadi abnormal yang dapat berujung pada kematian.
Kematian ini biasanya disebabkan oleh sesak nafas atau gagal jantung. Dalam beberapa kasus, korban telah tertawa sepanjang malam, dan akhirnya meninggal pada hari berikutnya.
Kondisi emosi yang sangat kuat, entah emosi yang negatif ataupun positif, akibatnya bisa membahayakan jantung. Pada kasus yang langka dapat menyebabkan irama jantung menjadi abnormal yang dapat berujung pada kematian.
Kematian ini biasanya disebabkan oleh sesak nafas atau gagal jantung. Dalam beberapa kasus, korban telah tertawa sepanjang malam, dan akhirnya meninggal pada hari berikutnya.
Jadi, hati-hati ya bagi yang mengalami gangguan jantung. Karena kebanyakan kasus mati tertawa menyerang orang-orang dengan penyakit tersebut.Berikut contoh-contoh nyata lainnya kematian akibat tertawa berlebihan.
1. Zeuxis.
Zeuxis adalah pelukis Yunani. Ia mentertawakan lukisan wanita yang baru saja diselesaikan. Kemudian karena tertawa terlalu berlebihan, akhirnya ia sesak napas dan mati.
2. Pietro Aretino
Mendengar cerita jorok dari saudara perempuannya, penulis dari Italia, Pietro Aretino, tertawa hingga terjungkal dari kursinya, kemudian ia kejang-kejang dan mati.
3. Fitzherbert
Malam bulan April 1872. Nyonya Fitzherbert, bersama teman-temannya yang berasal dari Northamptonshire pergi ke Drury Lane Theatre untuk menonton Beggar’s Opera. Ketika seorang karakter bernama Polly melakukan adegan konyol, Nyonya Fitzherbert tertawa begitu keras hingga tidak bisa berhenti dan terpaksa dikeluarkan dari ruang teater. Satu minggu setelah malam itu, Nyonya Fitzherebert dikabarkan mati karena terserang histeria berkelanjutan.
4. Alex Mitchell
Pada 24 Maret 1975 Alex Mitchell mati tertawa saat menonton tayangan TV komedi The Goodies. Pada episode itu, muncul karakter yang berdandan khas orang Skotlandia dan bermain kungfu. Setelah 25 menit tertawa, Alex berhenti tertawa, kemudian merosot di sofa terkena serangan jantung. Istrinya yang mengetahui hal tersebut, mengirimkan surat pada Goodies karena telah membuat suaminya mati dalam kebahagiaan.
5. Ole Bentzenaudiolog asal Denmark,
Ole Bentzen mati karena menertawakan film "A Fish Called Wanda". Saat tertawa, detak jantungnya meningkat hingga 300 degupan per menit.
0 komentar:
Posting Komentar