Fakta Luar Biasa - Berbagai penelitian, baik resmi
maupun tidak telah menunjukkan bahwa ternyata, uang dan fasilitas bukanlah
satu-satunya alasan seseorang bertahan atau keluar dari perusahaan.
Kalau
toh itu menjadi alasan, fakta membuktikan bahwa itu bukanlah alasan utama bagi
sebagian besar orang.
Inilah hasil kumpulan berbagai
riset dan survey mengenai alasan seseorang keluar dari sebuah perusahaan:
1. Tingkat Stres yang Tinggi dan Beban Emosional Terlalu Berat.
ComPsych Corporation menelurkan
sebuah hasil survey di tahun 2007 yang menyatakan bahwa 60% karyawan mengalami
stres tingkat tinggi dan 33% menyatakan mengalami stres namun masih bisa
menanggungnya. Mereka mengindikasikan gejala awal stres berlebih ini
dengan meningkatnya frekuensi sakit kepala, gangguan pencernaan, bahkan
sampai gangguan periode mens untuk mereka yang sudah cukup berat. Ada 2 alasan terbesar mengapa beban emosional atau stres ini meningkat: (a) pekerjaan yang overload sampai mengganggu kehidupan personal, dan (b) lingkungan kerja tidak menyenangkan, terutama ketidakcocokan dengan atasan atau rekan kerja.
Peningkatan kompetisi
bisnis pada akhirnya memang mendorong meningkatkan beban stres bagi para
pekerja. Bahkan sebuah lembaga yang melakukan riset dan mengembangkan training
kecerdasan emosi (EQ) bernama Six Seconds, merilis survey mereka bahwa angka
stres meningkat setiap tahunnya.
Itu sebabnya, kemampuan
pengelolaan emosi, stress management, boss management, relationship management,
menjadi hal yang vital bagi karyawan untuk mendukung produktivitas dan
kesehatan mental.
2. Alasan Peningkatan
Karir.
Karir mandeg, menjadi alasan kedua kenapa seseorang memilih keluar dari perusahaan. Terlalu lama di posisi yang sama tanpa pertambahan tantangan dan kesempatan promosi adalah alasan utama di bagian ini. Namun, sebenarnya tiap karyawan tidak perlu khawatir. Mengapa?
Karir mandeg, menjadi alasan kedua kenapa seseorang memilih keluar dari perusahaan. Terlalu lama di posisi yang sama tanpa pertambahan tantangan dan kesempatan promosi adalah alasan utama di bagian ini. Namun, sebenarnya tiap karyawan tidak perlu khawatir. Mengapa?
Survey yang dilakukan
Employment Dynamics and Growth Expectations (EDGE) dan dilaporkan
oleh CareerBuilder.com dan Robert Half International menyatakan bahwa 81%
HRD memiliki tantangan tertinggi dalam menemukan calon-calon pekerja
berkualitas. Meski calon tenaga kerja makin banyak, namun kualitas justru
menjadi semakin langka.
Itu sebabnya, kompetensi
dan attitude menjadi 2 senjata ampuh bagi karyawan dalam bernegosiasi. Jika
seseorang tidak punya keahlian khusus dan attitudenya buruk, tidak heran jika
ia mudah dilupakan oleh perusahaan.
3. Gaji.
Di bagian ketiga barulah uang menjadi masalah. Walau setiap tahun gaji diproyeksikan meningkat, namun kebutuhan juga terus meningkat. Itu sebabnya perusahaan perlu lebih cerdas untuk "me-maintain" karyawan bukan dengan cara mengikat mereka melalui income, tetapi juga perlu memaintain mereka dari sisi relationship dan emosional. Bukankah di atas sudah terbukti, hubungan dan sisi emosional lebih berperan ketimbang uang? Tentunya, asalkan standar gajinya tidak parah-parah amat!
Di bagian ketiga barulah uang menjadi masalah. Walau setiap tahun gaji diproyeksikan meningkat, namun kebutuhan juga terus meningkat. Itu sebabnya perusahaan perlu lebih cerdas untuk "me-maintain" karyawan bukan dengan cara mengikat mereka melalui income, tetapi juga perlu memaintain mereka dari sisi relationship dan emosional. Bukankah di atas sudah terbukti, hubungan dan sisi emosional lebih berperan ketimbang uang? Tentunya, asalkan standar gajinya tidak parah-parah amat!
4. Keuntungan lebih. Beberapa orang berpindah
perusahaan meskipun tingkat stres sama, gaji sama, dan jabatan sama. Alasannya
sederhana, karena adanya keuntungan-keuntungan tambahan, misalkan adanya produk
gratis yang bisa dinikmati, atau misalnya kesempatan untuk bertemu dengan
orang-orang yang lebih penting, dan sebagainya. Intinya, ada hal-hal di luar
pekerjaan yang bisa menjadi kebutuhan bagi seseorang. Karena itu perusahaan
perlu juga memikirkan hal-hal seperti ini.
5. Waktu Lebih Banyak. Alasan terakhir adalah
karena waktu! Di kota besar, waktu menjadi komoditi langka. Dengan berpindah di
perusahaan yang lokasinya lebih dekat, atau waktu kerjanya lebih fleksibel,
seseorang bisa mendapatkan lebih banyak waktu pribadi yang bisa ia gunakan
untuk mengembangkan diri, membangun hubungan dengan keluarga, atau bahkan
membangun bisnis sampingan. Itu sebabnya perusahaan perlu mengembangkan sistem
yang efektif agar karyawan bisa produktif dan efisien dengan waktu yang ada dan
tidak sampai "memakan" waktu pribadi mereka.
Mungkin
paradigma bahwa karyawan yang "lembur" lebih baik dari mereka yang
"tanggo". Lembur bisa berarti dua
hal. Ia benar-benar melakukan "extra miles" atau ia bekerja lambat
sehingga butuh waktu lebih banyak.
Karyawan pun perlu belajar melakukan
priority management dan energy management yang baik supaya bisa menuntaskan
pekerjaan lebih cepat dan lebih produktif tanpa memakan banyak waktu.
Sumber : bear
0 komentar:
Posting Komentar