Rabu, 19 Februari 2014

Filled Under: ,

Mengenali Tanda Stres pada Kulit


Fakta Luar Biasa - Stres tak hanya terjadi pada pikiran. Sebuah penelitian yang dilakukan American Psychological Association (APA) menyebutkan, ketika pikiran dan emosi tidak seimbang, secara psikologis akan memberi pengaruh pada perubahan kondisi kulit. Bagaimana mengenali kondisi ini pada kulit? Bagaimana pula cara mengatasinya?
  • Jerawat 
Hormon yang bergejolak karena stres mampu memicu tumbuhnya jerawat. Produksi minyak pada kulit dapat menyumbat pori-pori, sehingga kulit menjadi lebih mudah terserang bakteri.
  • Kering 
Seorang ahli kulit dari University of California, Amerika Serikat menyebutkan, stres yang kronis meningkatkan kadar hormon kortisol yang bisa merusak kemampuan kulit menahan air. Akibatnya kulit akan kehilangan kelembabannya dan menjadi kering. Selain itu, tekanan pada pikiran dapat mengakibatkan peredaran darah menjadi tidak normal. Kadang-kadang mengalir terlalu sedikit atau terlalu banyak. sehingga kulit terlihat kering, pucat, atau kemerahan. Hormon kortisol juga merusak kemampuan kulit menahan air sehingga membuat kulit menjadi lebih cepat kering.
  • Sensitif
Menurunya sistem kekebalan tubuh membuat kerja lapisan kulit epidermis yang mengandung pelembab alami mengalami penghambatan. Hal ini lantas membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap polusi, udah alergi, dan tidak tahan terhadap bahan kimia tertentu dari produk kosmetik.
  • Minyak berlebih 
Stres menyebabkan prduksi hormon testosteron meningkat. Peningkatan inilah yang kemudian menghasilkan minyak di kulit secara berlebihan, terutama di daerah waah.
  • Kusam 
Stres mengganggu proses regenerasi pada kulit. Hal ini kemudian memicu terjadinya penumpukan kotoranatau kulit mati di kulit sehingga membuat kulit menjadi tampak lebih kusam.
  • Kerutan Halus
Hormon cortisol yang muncul akibat stres akan menghambat kolagen dan mengikat protein yang dibutuhkan kulit. Peningkatan hormon ini membuat otot menegang terus menerus sehingga menimbulkan bekas atau garis pada kulit yang berujung pada munculnya kerutan. Hormon ini juga meningkatkan kadar gula dalam darah sehingga merusak kolagen di elastin dan makin mempercepat timbulnya kerutan halus dipermukaa kulit.

0 komentar:

Posting Komentar